Asumsi Dasar Akuntansi
Asumsi dasar akuntansi adalah tentang bagaimana suatu pencatatan pembukuan bisnis diorganisasikan dan beroperasi. Hal ini adalah struktur dasar tentang bagaimana transaksi bisnis dicatat. Jika salah satu dari asumsi ini tidak benar, mungkin Anda perlu mengubah laporan keuangan yang dihasilkan oleh bisnis dan dilaporkan dalam laporan keuangannya. Adapun asumsi-asumsi dasar yang dipakai dalam dunia akuntansi adalah sebagai berikut:Kesatuan Usaha Khusus (Separate Entity/Economic Entity)
Perusahaan dipandang sebagai suatu unit usaha yang berdiri sendiri, terpisah dari pemiliknya. Maksudnya, walaupun perusahaan itu dimiliki oleh seseorang, tetap saja perusahaan itu dianggap sebagai sebuah badan yang terpisah dari pemiliknya.
Kontinuitas Usaha (Going Concern/Continuity)
Asumsi ini menyebutkan bahwa perusahaan akan abadi. Artinya diharapkan tidak terjadi likuidasi di masa mendatang. Kontinuitas usaha ini mempengaruhi prosedur akuntansi lainnya, seperti valuasi aset berdasarkan arus kas mendatang dan penyusutan.
Suatu perusahaan itu akan hidup terus, dalam arti diharapkan tidak akan terjadi likuidasi di masa yang akan datang. Penekanan dari konsep ini adalah terhadap anggapan bahwa akan tersedia cukup waktu bagi suatu perusahaan untuk menyelesaikan usaha, kontrak-kontrak dan perjanjian-perjanjian.
Penggunaan Unit Moneter Dalam Pencatatan
Semua transaksi-transaksi yang terjadi akan dinyatakan di dalam catatan dalam bentuk unit moneter pada saat terjadinya transaksi itu. Unit moneter yang digunakan adalah mata uang dari negara di mana perusahaan itu berdiri. Contoh: Indonesia unit moneternya Rupiah, Australia unit moneternya Dollar Australia, dsb.
Periode waktu (Time-period/Periodicity)
Adanya pembatasan waktu untuk dapat menilai dan melaporkan hasil dari usaha yang dijalankan. Hal ini disebabkan karena perusahaan dianggap akan terus hidup dimasa yang akan datang, sehingga tidak mungkin apabila untuk mengetahui keuntungan atau kerugian dari usaha kita harus menunggu perusahaan ditutup terlebih dahulu
Prinsip Dasar Akuntansi
Prinsip akuntansi di Indonesia diatur oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), sebagai badan yang mengatur kebijakan dan peraturan akuntansi yang berlaku di Indonesia. Berikut 10 prinsip dasar akuntansi yang sudah tertera dalam peraturan akuntansi yang harus Anda ketahui:
Prinsip Entitas Ekonomi (Economic Entity Principle)
Prinsip Entitas Ekonomi atau prinsip kesatuan entitas diartikan sebagai konsep kesatuan usaha. Dengan kata lain akuntansi menganggap bahwa perusahaan merupakan sebuah kesatuan ekonomi yang berdiri sendiri dan terpisah dengan entitas ekonomi lain bahkan dengan pribadi pemilik.
Dengan begitu akuntansi memisahkan dan membedakan seluruh pencatatan transaksi baik kekayaan maupun kewajiban perusahaan dengan pribadi pemilik perusahaan.
Prinsip Periode Akuntansi
Pada Prinsip Periode Akuntansi atau prinsip kurun waktu adalah penilaian dan pelaporan keuangan perusahaan yang dibatasi oleh periode waktu tertentu. Misalnya sebuah perusahaan menjalankan usahanya berdasarkan periode akuntansi, mulai pada tanggal 1 Januari hingga tanggal 31 Desember.
Prinsip Biaya Historis
Prinsip ini mengharuskan setiap barang atau jasa yang diperoleh kemudian dicatat berdasarkan semua biaya yang dikeluarkan dalam mendapatkannya. Sehingga apabila terjadi pembelian dengan proses tawar menawar, misalnya ketika perusahaan hendak membeli bangunan yang di iklannya terpasang harga 150 juta namun setelah di nego hanya 100 juta maka yang dinilai/dicatat adalah harga yang menjadi kesepakatan yaitu 100 juta.
Prinsip Satuan Moneter
Pada prinsip ini, pencatatan transaksi hanya dinyatakan didalam bentuk mata uang dan tanpa melibatkan hal hal non-kualitatif. Semua pencatatan hanya terbatas pada segala yang bisa diukur dan dinilai dengan satuan uang. Transaksi non kualitatif (mutu, prestasi dsb) tidak bisa dilaporkan atau tidak bisa dinilai dalam bentuk uang.
Prinsip Kesinambungan Usaha (Going Concern)
Prinsip ini menganggap bahwa sebuah entitas ekonomi/bisnis akan berjalan secara terus menerus atau berkesinambungan tanpa ada pembubaran atau penghentian kecuali terdapat peristiwa tertentu yang bisa menyanggahnya.
Prinsip Pengungkapan Penuh (Full Disclosure Principle)
Laporan keuangan harus mempunyai prinsip pengungkapan penuh dalam menyajikan informasi informasi yang informatif serta dimaklumkan sepenuhnya. Dan apabila terdapat informasi yang tidak dapat disajikan dalam laporan keuangan maka diberi keterangan tambahan informasi yang dibutuhkan yang tidak terdapat di dalam laporan keuangan. Informasi tambahan ini bisa berupa catatan kaki atau lampiran.
Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle)
Pendapatan timbul akibat kenaikan harta yang dihasilkan oleh kegiatan usaha seperti penjualan, penerimaan bagi hasil dan yang lainnya. Pendapatan diakui ketika ada kepastian tentang jumlah/nominal baik besar/kecil yang bisa diukur secara tepat dengan harta yang diperoleh dari transaksi penjualan barang maupun jasa.
Prinsip Mempertemukan (Matching Principle)
Maksud dari prinsip mempertemukan (matching) dalam akuntansi adalah biaya yang dipertemukan (di-matchingkan) dengan pendapatan yang diterima dengan tujuan menentukan besar/kecilnya laba bersih setiap periode. Contohnya pada transaksi: Pendapatan diterima dimuka. Prinsip ini sangat tergantung pada penentuan pendapatan, jika pengakuan pendapatan ditunda maka pembebanan pada biaya juga tidak bisa dilakukan.
Prinsip Konsistensi (Consistency Principle)
Prinsip Konsistensi diartikan sebagai prinsip akuntansi yang digunakan dalam pelaporan keuangan tetap digunakan secara konsisten (tidak berubah-ubah metode dan prosedur).
Tujuannya agar laporan keuangan yang dihasilkan dapat dibandingkan dengan laporan keuangan pada periode periode sebelumnya sehingga bisa memberikan manfaat lebih bagi penggunanya.
Sebenarnya, tidak ada pelarangan bagi perusahaan jika ingin mengganti prinsip akuntansinya, namun perusahaan harus dapat menjelaskan alasan pergantiannya dan apakah alasan tersebut dapat diterima atau tidak.
Prinsip Materialitas
Prinsip akuntansi mempunyai tujuan untuk menyeragamkan seluruh aturan. Namun kenyataannya tidak semua penerapan akuntansi itu mentaati teori yang ada, maka tak jarang terjadi pengungkapan informasi yang sifatnya material atau immaterial. Semuanya diterapkan sesuai dengan ranah akuntansi yang orientasinya kepada pengguna laporan keuangan.
Konsep Dasar Akuntansi
Konsep dasar akuntansi suatu konsep yang berlaku secara umum tentang suatu asumsi, anggapan, pandangan maupun pendapat dalam menyajikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Seperti konsep kesatuan usaha, konsep harga perolehan, konsep kesinambungan, dan sebagainya. Baiklah, untuk lebih jelasnya mari dilanjutkan beberapa contoh konsep dasar akuntansi.
Konsep Kesatuan Usaha.
Dalam konsep kesatuan usaha ini, perusahaan merupakan suatu kesatuan ekonomi yang terpisah dari pihak yang berkepentingan dengan sumber perusahaan. Artinya keuangan perusahaan terpisah dari pemilik, terpisah dari keuangan karyawan dan terpisah pula dari keuangan pada direksi. Sehingga perusahaan dianggap sebagai satu kesatuan usaha.
Konsep Harga Perolehan.
Artinya konsep ini adalah setiap transaksi pembelian satu barang harus dicatat sebesar harga perolehan tersebut. Contohnya, dibeli sebuah mesin seharga Rp. 9.500.000,00 sebelum operasi masih diperlukan biaya pemasangan Rp. 400.000,00 maka harga perolehan menjadi Rp. 9.900.000,00 (Rp.9.500.000,00 + Rp. 400.000,00). Sehingga nilai inilah yang dicatat dalam akuntansi. Harga perolehan adalah jumlah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh satu unit barang atau jasa dalam pertukaran sampai barang tersebut siap dipakai
Konsep Kesinambungan.
Perusahaan dalam melakukan kegiatan usahanya, tentunya berupaya untuk melaksanakan kegiatan perusahaan secara berkesinambungan atau terus menerus. Dalam proses usaha itu, senantiasa dibuat laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan yang disusun secara berkala dapat dibandingkan sehingga diperoleh informasi tentang kemajuan atau kemunduran usaha. Dengan membandingkan laporan keuangan dari satu periode dengan periode lainnya dapat diperoleh suatu data yang pasti tentang naik turunnya pendapatan dan beban, sebagai dasar dalam membuat suatu kebijaksanaan untuk kemajuan perusahaan.
Konsep Pengukuran dengan Uang
Pengukuran dengan nilai uang artinya seluruh informasi utama dalam laporan keuangan itu diukur dengan satuan ukur uang, karena uang sudah umum digunakan untuk mengukur aktiva, kewajiban perusahaan serta perubahannya.
Konsep Periode Akuntansi.
Kegiatan perusahaan dipisahkan dalam periode-periode. Penyajian informasi berupa laporan keuangan dibuat secara berkala akan membantu pihak yang berkepentingan dalam mengambil suatu keputusan. Misalnya per tahun, triwulan atau semesteran.
Konsep penetapan Beban dan Pendapatan.
Penetapan beban dan pendapatan perusahaan diakui dalam periode yang bersangkutan, sehingga beban dan pendapatan yang terjadi benar-benar sudah terealisasi. Perhitungan laba/rugi yang dilaporkan menggambarkan keadaan yang sebenarnya dalam suatu periode tertentu
Komentar
Posting Komentar